Monday, May 30, 2011

makalah pengantar evaluasi

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Menyongsong era globalisasi, berbagai upaya dilakukan untuk menyiapkan/menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya yang dilakukan adalah mengkaji kurikulum, tenaga pengajar, metode pembelajaran, sarana dan prasarana yang dipergunakan oleh lembaga atau penyelegara pendidikan, sehingga menghasilkan lulusan berkualitas dan kompetitif.
Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 Tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap warga negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran (instructional quality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa ada peningkatan kualitas pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya peningkatan kualitas program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembelajaran adalah merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan kualitas program pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan, termasuk didalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Untuk dapat menyusun program yang lebih baik, hasil evaluasi program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami kemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam makalah kami ini adalah:
1.Bagaimanakah konsep dasar evaluasi?
2.Apakah tujuan dan fungsi penilaian/evaluasi?
3.Apakah yang menjadi objek/sasaran evaluasi?
C.Tujuan Yang Akan Dicapai
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin kami capai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1.Peserta Akta IV angkatan XLIII khususnya dapat mengetahui konsep-konsep dasar evaluasi.
2.Peserta Akta IV angkatan XLIII khususnya dapat mengetahui tujuan dan fungsi penilaian/evaluasi.
3.Peserta Akta IV angkatan XLIII khususnya dapat mengetahui apa yang menjadi objek/sasaran evaluasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Konsep Dasar Evaluasi
Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran dan penilaian (test, measurement and assessment). Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan (Djemari Mardapi, 2008 : 67). Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Objek ini bisa berupa kemampuan peserta didik, sikap, minat maupun motivasi. Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu. Tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi.
Pengukuran (meassurement) dapat didefinisikan sebagai the process by which information about the attributes or characteristics of thing are determinied differentiated (Oriondo, 1998 : 2). Guilford mendefinisikan pengukuran dengan “assigning numbers to, or quantifying, things according to a set of rules” (Griffin & Nix, 1991 :3). Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka atau individu terhadap karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie, 1986 :14). Allen dan Yen mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Djemari Mardapi, 2000 : 1). Dengan demikian asensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari pada tes. Kita dapat mengukur karakteristik suatu objek tanpa menggunakan tes, misalnya dengan pengamatan, skala rating atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk kuantitatif.
Penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan evaluasi. Ditinjau dari bahasa, penilaian diartikan sebagai suatu proses menentukan nilai suatu objek. Popham (1995:3) mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer dan Ewel mendefinisikan asesmen sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem institusi. “Processes that provide information about individual students, about curicula or programs, about institutions, or about entire systems of institutions” (Stark & Thomas, 1994 :46). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.
Evaluasi memiliki makna yang berbeda dari penilaian, pengukuran maupun tes. Stufflebeam dan Shinkfield (1985 :159) menyatakan bahwa:
Evaluation is the process delineating, obtaining, and providing descriptive and judgmental information about the worth and merit of some objects goals, design implementation, and impact in order to guined decision making, serve needs for accountability, and promote understanding of the involved phenomena.
Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan evaluasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menetukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Komite studi nasional tentang evaluasi (National study committe on evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994 : 12), menyatakan bahwa:
Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision maker in selecting among alternatives.
Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program selanjutnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterprestasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan atau menyusun suatu kebijakan. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kegiatan yang terkait dengan program.
B.Tujuan dan Fungsi Penilaian/Evaluasi
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi yang diperoleh peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran yang menggunakan KTSP. Penilaian diperoleh melalui teknik tes maupun non tes dari berbagai perangkat ukur maupun bentuk lainnya (tes tertulis, lisan atau kinerja) dan dilakukan secara konsisten, sistematis dan terprogram. Penilaian hasil belajar menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan kelompok mata pelajaran yang telah disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian (Suharsimi Arikunto, 1999:10) ada beberapa hal, yaitu:
1.Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian ini bertujuan untuk : (i) memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu; (ii) memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya; (iii) memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa; (iv) memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah; dan sebagainya.
2.Penilaian berfungsi diagnostik
Guru mengadakan diagnosis kepada siswanya tentang kebaikan dan kelemahannya beserta sebab-sebabnya, sehingga mudah dicari cara untuk mengatasinya.
3.Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Sistem belajar yang umumnya dikenal adalah sistem belajar sendiri dan sistem belajar berkelompok. Akan tetapi, setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda sehingga sistem belajar sendiri menjadi kurang efektif. Untuk itu seorang guru membentuk kelompok-kelompok belajar dengan menempatkan siswanya kedalam suatu kelompok belajar yang sesuai dengan kemampuannya yang nantinya akan digunakan sebagai bahan penilaian.
4.Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (formatif)
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana program berhasil diterapkan dimana keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem administrasi.
5.Penilaian sumatif
Merupakan penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program. Bertujuan untuk melihat hasil yang dicapai siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk bukan kepada proses.
Evaluasi untuk suatu tujuan tertentu penting, tetapi ada kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena itu, seorang guru harus mengenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencanakan dan melakukan evaluasi dengan bijak dan tepat. Suatu evaluasi perlu memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti berikut: (a) valid, (b) andal, (c) objektif, (d) seimbang, (e) norma, (f) fair, dan (g) praktis.
Secara luas, evaluasi dibatasi sebagai alat penilaian terhadap faktor-faktor penting suatu program termasuk situasi, kemampuan, pengetahuan dan perkembangan tujuan. Adapun tujuan evaluasi dalam kaitannya dengan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1.Menilai ketercapaian (attainment) tujuan
2.Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi
3.Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui
Memotivasi belajar siswa
5.Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling
6.Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum
Dr. Muchtar Buchori M.Ed, mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2 yaitu:
1.Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2.Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik selama jangka waktu tertentu tadi.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa fungsi evaluasi bagi siswa, guru maupun sekolah.
a.Fungsi evaluasi bagi siswa
Bagi siswa, evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan:
1.Hasil bagi siswa yang memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.
2.Hasil bagi siswa yang tidak memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar. Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asa.
b.Fungsi evaluasi bagi guru
1.Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajaran dan siswa mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.
2.Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
3.Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.
4.Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.
c.Fungsi evaluasi bagi sekolah
1.Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.
2.Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tanda-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.
3.Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telah dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.
4.Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalam pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi.

C.Objek/Sasaran Evaluasi
Berdasarkan asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses, dan hasil/keluaran; maka objek atau sasaran evaluasi program pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : evaluasi masukan, proses, keluaran/ hasil pembelajaran.
1.Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada penilaian karakteristik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran, karakteristik dan kesiapan guru, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran, serta keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.
2.Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada penilaian pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru meliputi kinerja guru dalam kelas, keefektifan media pembelajaran, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar siswa.
3.Penilaian hasil pembelajaran merupakan upaya untuk melakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa, baik menggunakan tes maupun non tes, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap siswa sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.
Terkait dengan ketiga objek atau sasaran evaluasi program pembelajaran tersebut, menurut Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret (2007:5) dalam praktek pembelajaran secara umum, pelaksanaan evaluasi program pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi majerial, dan evaluasi hasil belajar atau evaluasi subtansial. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju ke perbaikan kualitas hasil pembelajaran. Dengan kata lain untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa harus didahului dengan perbaikan terhadap kualitas proses pembelajaran.
Dalam konsep majemen mutu, menurut Sudarwan danim (2007; 12-13) mutu pendidikan dilihat dari empat perspektif, yaitu masukan, proses, luaran atau prestasi belajar dan dampak atau utilitas lulusan. Dengan demikian kebiasaan menilai mutu proses pembelajaran hanya dapat melihat dari prestasi belajar siswa semata tidaklah tepat. Dilihat dari pendekatan sistem pemecahan masalah, prestasi belajar siswa yang buruk bukan masalah, melainkan gejala atau indikator adanya masalah. Disebut bukan masalah karena prestasi belajar siswa yang buruk adalah sebuah realitas. Rahasia mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi buruknya hasil belajar siswa, strategi manajemen sekolah macam apa yang harus diterapkan, strategi pembelajaran apa yang harus dikemas agar siswa tahu bagaimanamemecahkan masalahnya sendirilah yang menjadi masalah.
Berdasarkan beberapa asumsi dan pendapat di atas, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa objek evaluasi program pembelajaran yang pokok harus mencakup dua hal, yaitu:
1.Aspek manajerial, yaitu implementasi rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh guru dalam bentuk proses pembelajaran, atau disebut juga dengan evaluasi kualitas proses pembelajaran.
2.Aspek subtansial, yaitu hasil belajar siswa telah mengikuti serangkaian proses pembelajaran yang dirancang oleh guru, atau disebut juga denga penilaian hasil belajar siswa, baik yang menggunakan tes maupun non tes.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Peningkatan kualitas pembelajaran membutuhkan adanya peningkatan kualitas program pembelajaran secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran membutuhkan informasi tentang implementasi program pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat diperoleh dengan dilakukannya evaluasi terhadap program pembelajaran secara periodik.
Untuk lebih mengoptimalkan hasil evaluasi program pembelajaran maka peran guru hanya sebagai perancang dan pelaksana program, maka ke depan perlu dilibatkan evaluator terhadap program pembelajaran dalam evaluasi program pembelajaran guru tidak cukup hanya menilai hasil belajar siswa saja, tetapi perlu mengevaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya. Untuk dapat melaksanakan peran sebagai evaluator program pembelajaran dengan baik, guru perlu dibekali pengetahuan dan kecakapan tentang evaluasi program pembelajaran (instructional program evaluation), mulai dari konsep, pemilihan model-model evaluasi program, penyusunan evaluasi program sampai penyusunan laporan hasil evaluasi program pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Dimyati, Dr. Dan Mudjiono, Drs. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nana Sudjana, Dr. 1999. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukardi, Prof. H. M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Dari berbagai sumber internet melalui www@google.com

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah kami ini yang berjudul Pengantar Evaluasi.
Makalah ini berisi tentang konsep dasar evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi, serta objek/sasaran evaluasi. Konsep dasar evaluasi mencakup pengertian tes, pengukuran dan penilaian. Dimana akhirnya menyimpulkan bahwa setiap guru wajib dan harus melakukan evaluasi terhadap program pembelajaran untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajaran serta mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahan ajar yang pada akhirnya dapat diketahui seberapa besar keberhasilan seorang guru di dalam memberikan konsep maupun menerapkan model-model pembelajaran.
Objek/ sasaran evaluasi mencakup pada tiga hal yaitu evaluasi masukan yang menekankan pada penilaian karakteristik peserta didik dan ruang lingkup di sekitar peserta didik, evaluasi proses menekankan pada penilaian pengelolaan pembelajaran dan yang terakhir adalah penilaian hasil belajar untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat diterima dan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi para pembaca. Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, kami pun meminta saran dan kritikan dari para pembaca sekalian untuk memperbaiki makalah kami ini. Akhir kata kami mengucapkan;
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pare-pare, 19 Juni 2010
Penulis